OLAH RAGA

Lee Westwood Tak Pandang Sebelah Mata Pegolf Indonesia


JAKARTA – JNNews

Turnamen golf internasional Indonesian Masters yang diselenggarakan tanggal 21-24 April 2011 akan berlangsung dalam hitungan jam. Sejumlah pegolf profesional nasional dan internasional akan mengadu gengsi, pengalaman dan kemampuan mereka di lapangan golf.
"Saya yakin turnamen ini akan berlangsung ketat. Nama besar atau peringkat dunia seorang pegolf belum tentu berpengaruh terhadap jalannya turnamen," kata Lee Westwood (38), pegolf asal Inggris saat ditemui wartawan di Royale Jakarta Golf Club, kawasan Halim, Jakarta Timur, Kamis (20/4).
Westwood menekankan, meski dirinya diunggulkan, ia tetap tak mau memandang sebelah mata pegolf Indonesia atau Asia yang berlaga di Indonesian Masters.
"Persiapan dan konsentrasi akan sangat menentukan," kata pegolf yang pernah menempati posisi nomor satu dunia ini.
Pernyataan Westwood diamini oleh Thongchai Jaidee (42) pegolf asal Thailand, dan pegolf Indonesia Rory Hie (23). "Latihan sebelum turnamen dan teknik pukulan kita akan berpengaruh besar," ujar Rory.
Rory, orang Indonesia pertama yang mengikuti pertandingan Asian Tour dan pernah menduduki peringkat ke-13 di ajang King's Cup Thailand, mengaku tak gentar dengan nama besar Lee Westwood maupun Thongchai Jaidee.
Jika Rory dan Westwood banyak berbicara soal peluang, berbeda dengan Thongchai. Pria yang pernah menjadi penerjun payung di Angkatan Darat Thailand ini lebih suka berkomentar soal tempat penyelenggaraan turnamen dan cuaca.
"Lapangannya bagus, saya suka greennya. Panitia terlihat sudah mempersiapkannya dengan baik. Cuacanya juga oke," ujarnya.
Indonesian Masters adalah turnamen golf berskala internasional di bawah naungan Asian Tour. Turnamen dengan hadiah $ 750 ribu dolar (Rp 6,5 miliar) ini diikuti puluhan pegolf nasional dan internasional.
(Red/yc)


Mesin Moto3 Diperkenalkan

JNNews — Contoh mesin Moto3 akan diperkenalkan secara resmi untuk kali pertama selama GP Catalan bulan Juni mendatang. Demikian pernyataan Honda Racing Corporation, yang mendapat kepercayaan sebagai pemasok tunggal mesin kelas tersebut.
Honda Racing Corporation (HRC) sudah mengembangkan mesin empat-tak NSF250R sebagai pengganti mesin 125 cc, yang mulai musim 2012 tak dipakai lagi. Pasalnya, kelas 125 cc akan berganti nama menjadi Moto3, mengikuti jejak Moto2 (pengganti kelas 150 cc), yang musim lalu melakukan debutnya. Mesin baru itu akan dipamerkan di Sirkuit Barcelona pada 2 Juni.
"Mesin ini memiliki performa tinggi, ringan dan kompak, mewarisi elemen-elemen penting dari RS125R, dan akan memungkinkan para pengendaranya merasakan kenyamanan yang sama sambil mempelajari dasar-dasarnya menuju kelas premier, kelas penyedia pebalap masa depan di MotoGP," demikian pernyataan HRC.
Hadirnya Moto3 akan mengakhiri era kelas 125 cc yang menjadi salah satu kategori orisinal ketika balapan motor dimulai pada tahun 1949.
(Red/kp)

Manchester United Juara Liga Premier


LONDON – JNNews
Meski bermain imbang 1-1 melawan Blackburn Rovers, Manchester United berhasil juara Liga Premier Inggris 2010/2011. Hasil seri menambah satu poin bagi MU menjadi 77, dan tak bisa dikejar pesaing terdekatnya, Chelsea.
Chelsea di urutan kedua klasemen baru mengantongi 70 poin, dengan sisa dua pertandingan. Meskipun di dua pertandingan sisa Chelsea mampu meraih poin penuh, tetap tertinggal satu poin dari MU di puncak klasemen.
MU tertinggal lebih dulu lewat gol pemain tengah Blackburn, Brett Emerton di menit 19. Namun, gol Wayne Rooney lewat titik penalti akibat pelanggaran penjaga gawang Blackburn, Robinson, memastikan gelar juara Liga Premier Inggris diraih MU. (Red/rep)

Prestasi Atlet Yang Menentukan
  
JAKARTA – JNNews
Juara All England delapan-kali Rudy Hartono menegaskan bahwa baik-buruknya prestasi olahraga khususnya bulu tangkis ditentukan oleh atlet sendiri.
"Dalam dunia bulu tangkis dan olahraga bukan fasilitas atau persiapan apapun yang menentukan, tetapi pemain sendiri yang menentukan," ujar Rudy Hartono saat berbicara dalam peringatan HUT PB PBSI ke-60 di Pelatnas Cipayung, Kamis.
"Kalau pemain tidak bisa mandiri, apapun yang dilakukan hanya berdasarkan perintah pelatih, dia tidak akan juara, karena tidak berpikir," tambah Rudy yang menjuarai All England berturut-turut sejak 1968 hingga 1974.
Rudy menyampaikan hal itu berkaitan dengan merosotnya prestasi bulu tangkis Indonesia.
Menurut dia, sebaik apapun fasilitas yang diberikan, pelatih yang disediakan, jika atletnya tidak punya keinginan dan kesadaran untuk meraih prestasi, maka prestasi yang diharapkan tidak akan tercapai.
Ia membandingkan apa yang ia alami saat menjadi pemain dengan kondisi saat ini.
"Pada waktu saya (menjadi pemain) fasilitasnya tidak sebaik sekarang, saya berlatih sendiri, tidak ada pelatih, tetapi bisa berhasil. Sekarang fasilitas tempat latihan luar biasa enaknya, tetapi mengapa tidak bisa berprestasi," katanya.
Di hadapan pemain Pelatnas, Rudy menegaskan bahwa atlet bisa berprestasi jika mereka berpikir mendiri dan menghayati apa yang dilakukan.
"Kalah tidak apa-apa asalkan tidak terus-menerus, kesempatan anda tidak diperoleh terus-menerus. Masa-masa untuk berprestasi tingkat dunia adalah pada usia 18-28 tahun, setelah itu jangan harap," katanya.
Rudy juga berharap, PBSI tegas dalam memberlakukan "reward and punishment" (penghargaan dan hukuman) di Pelatnas agar atlet bersungguh-sungguh menjalani pelatihan dan mengejar prestasi.
"Kalau atlet tidak berprestasi jangan dikirim dulu mengikuti turnamen. Atlet harus sadar di sini bukan main-main, mereka harus tahu diri bahwa dirinya mewakili bangsa, harus sadar di sini harus berprestasi," tambahnya.
Mantan pelatih Pelatnas Atik Jauhari yang ditemui secara terpisah juga menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk tidak berprestasi karena Indonesia sarat oleh pemain-pemain berbakat.
 "Indonesia adalah gudangnya pemain-pemain bulu tangkis berbakat, seperti Brazil untuk sepak bola. Tinggal bagaimana menanganinya," katanya. (Red/an)

Rossi Optimistis Hadapi GP Perancis


JNNews -- Valentino Rossi optimistis menghadapi GP Perancis akhir pekan ini. "The Doctor" merasa Ducati Desmosedici GP11 miliknya sudah lebih kompetitif dalam hal kecepatan menyusul hasil tes yang positif di Sirkuit Estoril awal pekan lalu.
Sehari setelah melakoni GP Portugal, di mana dia harus puas finis di posisi kelima–kalah dari Andrea Dovizioso menjelang masuk garis finis–Rossi dan semua pebalap MotoGP menjalani satu hari tes di sirkuit yang sama. Dalam uji coba tersebut, Rossi memakai motor yang sudah mendapat beberapa upgrade, dan hasilnya dia mencatat waktu terbaik kelima.
Nah, juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut merasa motornya menjadi lebih sensitif dan mesinnya lebih halus. Pebalap berusia 32 tahun asal Italia ini yakin, dua faktor tersebut akan membuat Ducati lebih kompetitif di Le Mans.
"Dari hasil tes, kami bisa mengonfirmasi bahwa kami sudah mulai bergerak ke arah yang benar. Meskipun kami masih pada fase pertama, kami berharap bisa menemukan pengesetan yang bagus untuk Le Mans sehingga kami bisa lebih cepat saat kualifikasi," ujar Rossi.
"Kami semua sedang bekerja keras dan kami membuat kemajuan. Namun, kami harus tetap melakukan perbaikan."
Jika Rossi terlihat optimistis, lain halnya dengan Manajer Tim Ducati Vittoriano Guareschi. Meskipun cukup yakin, dia menilai Ducati akan kompetitif hanya jika balapan di Le Mans berlangsung di trek yang kering sehingga mereka bisa memaksimalkan semua upgrade terakhir.
"Nicky (Hayden) dan Valentino senang dengan kerja kami selama uji coba setelah balapan di Estoril dan sekarang kami akan melakukan segala yang bisa dikerjakan untuk mengadaptasi GP11 dengan sirkuit, yang tentu saja sangat berbeda dengan di Portugal."
"Kami berharap akhir pekan ini cerah dan kondisi yang 'normal' sangat penting bagi kami karena, dengan demikian, kerjanya bisa berlangsung."



 
Tanpa Irfan Bachdim, Persema Tetap Optimis
 
SURABAYA – JNNews
Pimpinan klasemen Persema Malang tetap optimistis bisa meredam tekanan tuan rumah Persebaya 1927, kendati tidak diperkuat Irfan Bachdim pada pertandingan Liga Primer Indonesia di Surabaya, Minggu (15/5).
Pelatih Persema Malang, Timo Scheuneman, kepada wartawan di Surabaya, Sabtu mengatakan, kekuatan timnya tidak terpengaruh dengan absennya Irfan Bachdim, karena ada pemain lain yang siap menggantikan posisinya.
"Tidak masalah tanpa Irfan Bachdim. Kami masih punya pemain muda Reza Mustofa yang kemampuannya juga cukup bagus," ucapnya.
Irfan Bachdim absen akibat hukuman kartu merah yang diterima saat menghadapi Semarang United pada laga sebelumnya, pekan lalu.
Menurut Timo, Persebaya merupakan salah satu lawan berat di kompetisi LPI musim ini, karena didukung materi pemain berkualitas dan berpengalaman di semua lini.
"Tidak ada persiapan atau strategi khusus menghadapi Persebaya. Kami akan bermain menyerang seperti biasanya dan berharap bisa membawa pulang satu angka. Syukur-syukur bisa dapat tiga angka," ujarnya.
Bagi Persema, laga melawan Persebaya tidak hanya sarat gengsi, tetapi juga pertaruhan untuk mempertahankan posisi puncak klasemen.
Dengan keunggulan tiga angka, Persema tidak boleh kehilangan angka jika ingin tetap memimpin klasemen. Kalau sampai kalah, posisi puncak sudah pasti diambil alih Persebaya 1927.
"Soal kalah atau menang urusan belakang. Yang terpenting, kami akan menampilkan permainan terbaik dan enak ditonton," ucap Timo, menegaskan.
Sebelumnya, Pelatih Persebaya Aji Santoso mengatakan timnya akan turun dengan kekuatan terbaik untuk mengejar kemenangan kandang dari Persema.
Penyerang asal Australia, Andrew Barisic, yang sempat terkapar beberapa hari karena terkena diare, kondisinya juga sudah membaik dan siap dimainkan.
"Laga ini menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk kembali meraih posisi puncak. Persema tetap tim yang kuat dan solid, kendati tidak diperkuat Irfan Bachdim," ujar Aji Santoso. (Red/an)